Jumat, 09 Mei 2014

Sejarah Apartheid



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang

Mendengar kata Afrika Selatan pasti tak pernah lepas dari “apartheid dan Nelson Mandela”. Negara yang memiliki 11 bahasa resmi termasuk di dalamnya bahasa English, Afrikaans, Sesotho, Setswana, Xhosa dan Zulu ini hingga sampai pada tahun 1994 masih didominasi oleh kekuatan superior kulit putih, meski pada saat itu Mandela telah menjabat sebagai presiden berkulit hitam pertama di sana. Pemerintahan kulit putih yang dalam hal ini terlalu bertindak dengan melihat seseorang itu dari ras apa. Meski negara ini merupakan negara yang tak lepas dari masalah, namun negara ini juga telah sukses mengadakan tiga kali pemilihan umum tentunya semenjak pemerintahan tak lagi didominasi oleh kulit putih tentunya. Kekuatan yang mendasari dari benua Afrika juga tak lepas dari perekonomian di negara ini.
Masalah Apartheid berawal dari pendudukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa  Eropa di Afrika. Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Afrika selatan adalah bangsa Belanda.Bangsa Belanda datang ke Afrika selatan  dipimpin oleh Jan Anthony van Riebeeck.Kedatangan Bangsa Belanda ini menimbulkan masalah dalam kehidupan masyarakat Afrika selatan.Masyarakat Afrika selatan menjadi dibawah pendudukan bangsa Eropa  (B.Belanda atau kulit putih), sehingga masalah kulit ini yang menjadi titik pangkal munculnya  masalah Apartheid.


1.2  Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah lahirnya Politik Apartheid?
2. Bagaimanakah keadaan masyarakat Afrika Selatan sebelum dan sesudah politik apartheid?
3. Bagaimana resolusi yang dilakukan dalam menangani politik apartheid tersebut?




1.3  Tujuan

1. Mengetahui sejarah lahirnya Politik Apartheid
2. Mengetahui keadaan masyarakat Afrika Selatan sebelum dan sesudah politik apartheid
3. Mengetahui resolusi yang dilakukan dalam menangani politik apartheid tersebut

































BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Sejarah Lahirnya Politik Apartheid
Apartheid (arti dari bahasa Afrikaansapart memisah, heid sistem atau hukum) adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan dari sekitar awal abad ke-20 hingga tahun 1990.
            Hukum apartheid dicanangkan pertama kali di Afrika Selatan, yang pada tahun 1930-an dikuasai oleh dua bangsa kulit putih, koloni Inggris di Cape Town dan Namibia dan para Afrikaner Boer (Petani Afrikaner) yang mencari emas / keberuntungan di tanah kosong Afrika Selatan bagian timur atau disebut Transvaal (sekarang kota Pretoria dan Johannesburg).
            Setelah Perang Boer selesai, penemuan emas terjadi di beberapa daerah di Afrika Selatan, para penambang ini tiba-tiba menjadi sangat kaya, dan kemudian sepakat untuk mengakhiri perang di antara mereka, dan membentuk Persatuan Afrika Selatan.
            Perdana Menteri Hendrik Verwoerd pada tahun 1950-an mulai mencanangkan sistem pemisahan di antara bangsa berkulit hitam, dan bangsa berkulit putih, yang sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1913 yaitu "Land Act" dimana para bangsa kulit hitam tidak boleh memiliki tanah semeter pun di luar batas "Homeland" mereka, yang sangat kotor dan tidak terawat. Dari banyak sekali Homeland (bahasa AfrikaansTuisland) yang dibentuk/ dipisahkan dari Afrika Selatan yang "putih". Empat menyatakan kemerdekaannya; yaitu negara yang dikelompokkan menjadi TBVC (TranskeiBophutatswanaVenda, danCiskei) dari suku bahasanya.
            Frederik Willem de Klerk adalah orang yang mengakhiri masa suram ini dengan pidato-pidatonya yang reformatif. Negara Republik Afrika Selatan setelahnya ini akan berdiri dengan pimpinan demokratis Nelson Mandela yang mempunyai nama alias "Rolitlatla" (Pengambil Ranting/pencari gara-gara).



2.2 keadaan masyarakat Afrika Selatan sebelum dan sesudah politik apartheid
·         Afrika Selatan Sebelum Apartheid
Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua Afrika. Banyak suku telah menjadi penghuninya termasuksuku KhoiBushmenXhosadan Penjelajah Belanda yang dikenal sebagai Afrikaner tiba disana pada 1652. Pada saat itu Inggris juga berminat dengan negara ini, terutama setelah penemuan cadangan berlian yang melimpah. Hal ini menyebabkan Perang Britania-Belanda dan dua Perang Boer. Pada 1910,empat republik utama digabung di bawah Kesatuan Afrika Selatan. Pada 1931, Afrika Selatan menjadi jajahan Britania sepenuhnya.Walaupun negara ini berada di bawah jajahan Britania, mereka terpaksa berbagi kuasa dengan pihak Afrikaner. Pembagian kuasa ini telah berlanjut hingga tahun 1940-an, saat partai pro-Afrikaner yaitu Partai Nasional (NP) memperoleh mayoritas di parlemenStrategi-strategi partai tersebut telah menciptakan dasar apartheid (yang disahkan pada tahun 1948), suatu cara untuk mengawal sistem ekonomi dan sosial negara dengan dominasi kulit putih dan diskriminasi ras. Namun demikian pemerintahan Britania kerap kali menggagalkan usaha apartheid yang menyeluruh di Afrika Selatan.

·         Afrika selatan Sesudah Apartheid
Apartheid berakhir pada Februari tahun 1990 akibat dorongan dari bangsa lain dan tentangan hebat dari berbagai gerakan anti-apartheid khususnya Kongres Nasional Afrika (ANC), pemerintahan Partai Nasional di bawah pimpinan Presiden F.W. de Klerk menarik balik larangan terhadap Kongres Nasional Afrika dan partai-partai politik berhaluan kiri yang lain dan membebaskan Nelson Mandeladari penjara. Undang-undang apartheid mulai dihapus secara perlahan-lahan dan pemilu tanpa diskriminasi yang pertama diadakan pada tahun 1994. Partai ANC meraih kemenangan yang besar dan Nelson Mandela, dilantik sebagai Presiden kulit hitam yang pertama di Afrika Selatan. Walaupun kekuasaan sudah berada di tangan kaum kulit hitam, berjuta-juta penduduknya masih hidup dalam kemiskinan.Sewaktu Nelson Mandela menjadi presiden negara ini selama 5 tahun, pemerintahannyatelah berjanji untuk melaksanakan perubahan terutamanya dalam isu-isu yang telah diabaikansemasa era apartheid. Beberapa isu-isu yang ditanganioleh pemerintahan pimpinan ANC adalah seperti pengangguran, wabah AIDS, kekurangan perumahan dan pangan. Pemerintahan Mandela juga mula memperkenalkan kembali Afrika Selatan kepada ekonomi global setelah beberapa tahun diasingkankan karena politik apartheid. Di samping itu, dalam usaha mereka untuk menyatukan rakyat pemerintah juga membuat sebuah komite yang dikenal dengan Truth and Reconciliation Committee (TRC) dibawah pimpinan Uskup Desmond Tutu. Komite ini berperan untuk memantau badan-badan pemerintah seperti badan polisi agar masyarakat Afrika Selatan dapat hidup dalam aman dan harmonis.

2.3 Resolusi yang dilakukan dalam Menangani Politik Apartheid
Dengan adanya orang-orang kulit hitam menerima pendidikan Barat maka mereka mulai mengambil langkah-langkah membentuk gerakan politik. South Afrika Native National Conference dan APO mengirimkan delegasinya ke London untuk mengajukan protes, tetapi gagal. Sebagai reaksi, lahirlah South African National (SANC) pada tahun 1912 kemudian namanya diubah menjadi ANC (African National Congress). Sasarannya terbatas pada usaha agar golongan elit Afrika Selatan diterima secara sosial dan politik dalam masyarakat yang dikuasai oleh orang kulit putih. Perjuangan mereka untuk mencapai sasaran adalah lewat jalan konstitusional. Perjuangan ANC berubah setelah pemerintah Afrika Selatan mengeluarkan National Land Act yang isinya :”orang kulit hitam dilarang membeli tanah atau hidup di wilayah orang kulit putih sebagai penyewa atau penggarap bagi hasil”. Pada tahun 1919 – 1920, ANC melancarkan kampanye menentang peraturan-peraturan kewajiban orang kulit hitam membawa pas. ANC mengalami kemunduran setelah pemerintah Afrika Selatan mengambil tindakan keras dan tegas. Untuk sementara peranannya diambil alih oleh ICU (Industrial and Commercial Union) yang didirikan pada tahun 1919. ANC memperluas keanggotaannya dan akhirnya berkembang menjadi organisasi massa.
Pada tahun 1952, orang kulit hitam, kulit berwarna serta sejumlah orang kulit putih melancarkan suatu perlawanan pasif. Situasi seperti ini terjadi pada tahun 1970 dan kejadian serupa sering terjadi dalam perjuangan tanpa kekerasan yang dilakukan oleh ANC. Pada tahun 1955, kelompok-kelompok yang menentang politik Apartheid mengadakan pertemuan di Capetown untuk menggariskan dasar-dasar bagi Afrika Selatan yang demokratis dan non rasial. Pada tahun 1956 sebanyak 156 orang pemimpin ditangkap karena dituduh berkomplot akan menggulingkan pemerintah. Proses ini terjadi berlarut-larut hingga akhirnya mereka dibebaskan pada tahun 1961. sementara ANC kehilangan pemimpin-pemimpinnya, sejumlah anggotanya memisahkan diri dan mendirikan Pan Africanist Congress (PAC). Pada tahun 1960 PAC melancarkan kampanye anti kebijakan pemerintah. Dalam peristiwa itu sebanyak 69 orang tewas ditembak oleh polisi di Sharpeville. Gerakan ANC dan PAC akhirnya dilarang setelah peristiwa itu. Pembantaian di Sharpeville dan adanya larangan organisasi-organisasi politik di kalangan orang kulit hitam merupakan titik balik dalam sejarah pembebasan Afrika Selatan. Akhirnya diputuskan bahwa dengan jalan damai tidak bisa maka ditempuh jalan kekerasan. Pada tahun 1961 – 1962, aktivis orang kulit hitam mendirikan organisasi Umkhonto We Sizwe dan Poso dengan mengadakan sabotase terhadap milik orang kulit putih. Menjelang akhir tahun 1973, pemimpin-pemimpin Bantustan mengadakan pertemuan untuk membentuk federasi negeri-negeri Bantu dan mengutuk diskriminasi rasial di Afrika Selatan.
Pada tahun 1974, para pemuka federasi mengadakan pertemuan dengan PM Vorster. Pada pertemuan itu, PM Vorster maupun federasi akan meminta tambahan wilayah bagi negara Bantu. PM Vorster menolak usulan agar diselenggarakan suatu konvensi multirasial guna menyusun suatu konstitusi baru dan dia tidak akan mengikutsertakan orang kulit hitam dalam kekuasaan negara. Tekanan-tekanan semakin meningkat sejak bulan Juni 1976 ketika ±10.000 pelajar melancarkan demontrasi protes di Soweto yang berkembang menjadi huru hara di kota-kota orang kulit hitam dekat Johanessburg dan Pretoria. Ratusan orang tewas dan lebih seribu orang mengalami luka-luka. Terbunuhnya Steve Biko pimpinan Black Consciousness dalam tahanan merupakan puncak tekanan pemerintah Afrika Selatan.
Pada tanggal 1 April 1960 Dewan Keamanan PBB (DK) berseru kepada Afrika Selatan agar mengambil tindakan untuk mewujudkan harmoni rasialatas dasar persamaan dan melepaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan Apartheid dan diskriminasi rasial. Pada tanggal 7 Agustus 1963 DK mengulangi seruannya sambil menghimbau kepada semua negara agar menghentikan penjualan senjata dan perlengkapan militer kepada Afrika Selatan. Pada tanggal 4 Desember 1963, DK mengutuk sikap acuh tak acuh pemerintah Afrika Selatan dan mengulangi kembali seruannya kepada semua negara agar menggunakan embargo senjata. Sehubungan dengan jatuhnya banyak korban ketika pasukan Afrika Selatan melepaskan tembakan terhadap demonstran yang menentang diskriminasi sosial (16 Juni 1976) pada tanggal 14 Juni 1976 DK mengutuk keras pemerintah Afrika Selatan. Mereka mengatakan bahwa Apartheid adalah suatu kejahatan, mengganggu perdamaian dan keamanan international serta mengakui sahnya perjuangan rakyat Afrika Selatan dalam melenyapkan Apartheid.
Negara-negara Barat yang menyatakan menjunjung tinggi persamaan hak dan kewajiban martabat semua orang tidak setuju dengan diskriminasi rasial dan politik Apartheid di Afrika Selatan, tetapi mereka tidak dapat berbuat sesuatu karena mempunyai banyak kepentingan. Mereka hanya mendukung resolusi-resolusi anti Apartheid.
 Kemenangan Mandela, Nelson Mandela adalah salah seorang dari banyak tokoh pejuang politik Afrika Selatan yang sempat menyaksikan dan merasakan puncak dari perjuangannya yakni pembebasan kaum kulit hitam Afrika Selatan dari penindasan kaum kulit putih. Kemenangannya dalam pemilihan demokratis dan miltirasial pertama kali sepanjang 340 tahun sejarah Afrika Selatan pada bulan Mei 1994 membawa perubahan besar bagi negeri itu.
Nama Nelson Mandela mulai menanjak ketika ia terpilih menjadi Sekjen ANC (African National Congress) pada tahun 1948 dan pada tahun 1952 menjadi Presiden Liga Pemuda. Sejak itu Mandela lebih banyak memainkan peranannya secara rahasia. Pada tahun 1961 sebagai Sekretariss Jenderal ANC, Mandela mengomandokan pemogokan selama tiga hari 29 – 31 Mei 1961. seruan pemogokan itu ditanggapi oleh pemerintah Apartheid sebagai suatu pelanggaran serius. Pada bulan Desember 1962, ia dijatuhi 5 tahun penjara, dengan tuduhan meninggalkan negara secara ilegal. Mandela menjalani hukumannya di penjara Pretoria. Tidak beberapa lama tokoh-tokoh ANC lainnya juga ditangkap di markas ANC. Pada saat itu disita pula sejumlah dokumen rahasia, menyangkut ANC dan Tombak Bangsa. Mereka yang ditangkap yaitu Walter Sisulu, Govan Mbeki, Raymond Mhlaba, Ahmed Akthrada, Dennis Golberg dan Lionel Bernstein.
Mandela bersama-sama dengan keenam rekannya diperiksa dengan tuduhan melakukan sabotase bersengkongkol untuk menumbangkan pemerintah dan membantu unsur asing menyerang Afrika Selatan. Mereka akhirnya divonis dengan hukuman seumur hidup pada tanggal 12 Juni 1964 dan harus mendekam dalam penjara di Pulai Roben Cape Town. Pada tahun 1982 Mandela dipindahkan lagi ke penjara Pollsmor juga masih daerah Cape Town.
Selama di penjara itulah kampanye pembebasannya dilancarkan, baik di Afrikan Selatan sendiri maupun di luar Afrika Selatan. Aksi protes dan kampanye pembebasan Mandela semakin berkobar sejak tahun 1982, bahkan pada tahun 1988 ulang tahun ke-70 Nelson Mandela dirayakan oleh bangsa kulit hitam Afrika Selatan dengan menggelar konser musik selama 120 jam non stop dan disiarkan ke-50 negara. Akibat kampanye pembebasan tokoh ANC ini, makin banyak negara yang menekan pemerintah Apartheid Afrika Selatan baik secara politik maupun ekonomi.
Kampanye pembebasan itu membuat Mandela menjadi tokoh tahanan politik paling populer di dunia. Akibat tekanan yang bertubi-tubi pada bulan Juli 1989 Botha bertemu dengan presiden F.W. de Klerk pengganti Botha. Dari pertemuan-pertemuan itu pada bulan Februari 1990, de Klerk mengumumkan di depan parlemen bahwa pemerintahannya akan mencabut larangan bagi ANC, Partai Komunis Afrika Selatan (SACP) dan Pan Africanist Congress (PAC) menyusul diakhirinya politik Apartheid. Pada kesempatan itu de Klerk juga mengisyaratkan bahwa Mandela akan segera dibebaskan. Pembebasan tokoh kharismatik Afrika Selatan ini kemudian dilaksanakan sesuai dengan janjinya. Pada tanggal 11 Februari 1990 dari penjara Victor Verster, Mandela dibebaskan. Pembebasan itu sangat menarik perhatian dunia dan disambut oleh ratusan wartawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Perjuangan Nelson Mandela memakan waktu yang cukup lama, Upaya – upaya mandela mulai menampakkan hasil yang menggembirakan ketika F.W de Klerk memberikan kebebasan pada warga kulit hitam pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan eksistensi politik apartheid, yaitu:
1. Land Act : UU yang melarang orang kulit hitam mempunyai tanah diluar wilayah tempat    tinggal yang ditentukan.
2. Group Areas Act: UU yang mengatur pemisahan tempat tinggal orang – orang kulit putih dan kulit hitam.
3. Population Registration Act: UU mewajibkan orang kulit hitam untuk mendaftarkan diri menurut kelompok suku masing masing.
Penghapusan UU tersebut di ikuti dengan  janji pemerintahan de Klerk untuk menyelenggarakna pemilu tanpa pembatasan rasial. Pada pemilu Multirasial tahun 1994 , partai yang dipimpin oleh Mandela yaitu ANC, berhasil menjadi pemenang. Pada tanggal 9Mei 1994 Mandela dipilih oleh Majelis Nasional sebagai Presiden Afrika Selatan sebagai presiden pertama di Afrika Selatan yang berkulit hitam. Pada tanggal 10 Mei 1994 Mandela dilantik sebagai presiden dalam upacara megah di Union Building, Pretonia. Sejak dihapusnya Apartheid, Afrika Selatan mulai membangun negerinya agar sederajat dengan Negara lain di dunia.






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mendengar kata Afrika Selatan pasti tak pernah lepas dari “apartheid dan Nelson Mandela”. Negara yang memiliki 11 bahasa resmi termasuk di dalamnya bahasa English, Afrikaans, Sesotho, Setswana, Xhosa dan Zulu ini hingga sampai pada tahun 1994 masih didominasi oleh kekuatan superior kulit putih, meski pada saat itu Mandela telah menjabat sebagai presiden berkulit hitam pertama di sana. Pemerintahan kulit putih yang dalam hal ini terlalu bertindak dengan melihat seseorang itu dari ras apa.
Apartheid (arti dari bahasa Afrikaansapart memisah, heid sistem atau hukum) adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan dari sekitar awal abad ke-20 hingga tahun 1990.
            Hukum apartheid dicanangkan pertama kali di Afrika Selatan, yang pada tahun 1930-an dikuasai oleh dua bangsa kulit putih, koloni Inggris di Cape Town dan Namibia dan para Afrikaner Boer (Petani Afrikaner) yang mencari emas / keberuntungan di tanah kosong Afrika Selatan bagian timur atau disebut Transvaal (sekarang kota Pretoria dan Johannesburg).


3.2 Pendapat Saya
            Menurut saya  Politik Apartheid ini di bentuk hanya untuk kepentingan bangsa kulit putih yang ada di Afrika Selatan. Mereka melakukan pemisahan ini agar lebih mudah dalam menguasai wilayah-wilayah Afrika Selatan. Selain itu juga bangsa tidak mau bercampur dengan bangsa kulit hitam karena mereka beranggapan bahwa bangsa kulit putih itu lebih tinggi derajatnya di banding bangsa kulit hitam,dan beranggapan bahwa merekalah yang pantas memimpin bukan bangsa kulit hitam.Dengan politik ini mereka dengan mudah menguras kekayaan alam yang ada di afrika tanpa ada campur tangan dari bangsa kulit hitam.
Dan menurut saya politik Apatheid ini harus di hapuskan karena pada hakikatnya bangsa kulit putih atau bangsa kulit hitam itu sama. Dan tidak membeda-bedakan antar bangsa Afrika selatan.Bangsa kulit hitam juga memiliki Hak yang sama dengan bangsa kulit putih di mata hukum. Jadi harus ada keadilan bagi bangsa kulit hitam agar tidak terus-menerus di injak-injak oleh bangsa kulit putih. Supaya bangsa kulit hitam tidak terus-menerus di rugikan oleh bangsa kulit putih.
Dengan di hapusnya Apartheid agar bangsa kulit hitam mampu ikut serta dalam perkembangan segala aspek di Afrika Selatan,tidak hanya di dominasi oleh orang-orang bangsa putih. Politik Apartheid ini sangat menguntungkan bagi bangsa kulit putih,karena di mana bangsa kulit putih minoritas menjadi pemimpin yang mendapatkan luas wilayah 87,1 % wilayah negara, termasuk semua kota besar, pusat indiustri, tambang, pelabuhan dan tanah pertanian yang paling baik,lain halnya dengan bangsa kulit hitam akan menjadi penduduk mayoritas biasa dan hanya mendapat 13 % wilayah negara yang tidak memiliki kekayaan alam maupun industri.
            Dan di lihat makna dari arti Apartheid itu kedengarannya baik yaitu tiap golongan masyarakat, baik golongan kulit putih maupun golongan kulit hitam harus sama-sama berkembang. Tapi perkembangan itu didasarkan pada tingkatan sosial dalam masyarakat tetapi pada prakteknya menjurus pada pemisahan warna kulit dan terjadinya penindasan yang di lakukan  oleh kaum penguasa kulit putih terhadap rakyat kulit hitam.






























Daftar Pustaka


http://www.htysite.com/P%20Apartheid.htm  Diakses pada tanggal 24 Oktober  2013,pada pukul 12:55

http://wwwsearch.com/?q=masalah+di+afrika+dan+solusinya.html Diakses pada tanggal  24 Oktober 2013,pada 13:08





0 komentar:

Posting Komentar