BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Mendengar
kata Afrika Selatan pasti tak pernah lepas dari “apartheid dan Nelson Mandela”.
Negara yang memiliki 11 bahasa resmi termasuk di dalamnya bahasa English,
Afrikaans, Sesotho, Setswana, Xhosa dan Zulu ini hingga sampai pada tahun 1994
masih didominasi oleh kekuatan superior kulit putih, meski pada saat itu
Mandela telah menjabat sebagai presiden berkulit hitam pertama di sana. Pemerintahan
kulit putih yang dalam hal ini terlalu bertindak dengan melihat seseorang itu
dari ras apa. Meski negara ini merupakan negara yang tak lepas dari masalah,
namun negara ini juga telah sukses mengadakan tiga kali pemilihan umum tentunya
semenjak pemerintahan tak lagi didominasi oleh kulit putih tentunya. Kekuatan
yang mendasari dari benua Afrika juga tak lepas dari perekonomian di negara ini.
Masalah
Apartheid berawal dari pendudukan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa
Eropa di Afrika. Bangsa Eropa yang pertama kali datang ke Afrika selatan
adalah bangsa Belanda.Bangsa Belanda datang ke Afrika selatan dipimpin
oleh Jan Anthony van Riebeeck.Kedatangan Bangsa Belanda ini menimbulkan masalah
dalam kehidupan masyarakat Afrika selatan.Masyarakat Afrika selatan menjadi
dibawah pendudukan bangsa Eropa (B.Belanda atau kulit putih), sehingga
masalah kulit ini yang menjadi titik pangkal munculnya masalah Apartheid.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Bagaimana sejarah lahirnya Politik Apartheid?
2. Bagaimanakah keadaan masyarakat Afrika Selatan sebelum
dan sesudah politik apartheid?
3. Bagaimana
resolusi yang dilakukan dalam menangani politik apartheid tersebut?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sejarah lahirnya Politik Apartheid
2. Mengetahui keadaan masyarakat Afrika Selatan sebelum dan sesudah politik apartheid
3. Mengetahui resolusi yang dilakukan dalam menangani politik
apartheid tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Sejarah Lahirnya Politik Apartheid
Apartheid (arti dari bahasa Afrikaans: apart memisah, heid sistem
atau hukum) adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan dari
sekitar awal abad ke-20 hingga
tahun 1990.
Hukum
apartheid dicanangkan pertama kali di Afrika Selatan, yang pada tahun 1930-an dikuasai
oleh dua bangsa kulit putih, koloni Inggris di Cape Town dan Namibia dan
para Afrikaner Boer (Petani Afrikaner) yang mencari emas /
keberuntungan di tanah kosong Afrika Selatan bagian timur atau disebut Transvaal (sekarang kota Pretoria dan Johannesburg).
Setelah Perang Boer selesai,
penemuan emas terjadi
di beberapa daerah di Afrika Selatan, para penambang ini tiba-tiba menjadi
sangat kaya, dan kemudian sepakat untuk mengakhiri perang di antara mereka, dan
membentuk Persatuan Afrika Selatan.
Perdana Menteri Hendrik Verwoerd pada tahun 1950-an mulai mencanangkan
sistem pemisahan di antara bangsa berkulit hitam, dan bangsa berkulit putih,
yang sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 1913 yaitu "Land Act"
dimana para bangsa kulit hitam tidak boleh memiliki tanah semeter pun di luar
batas "Homeland" mereka, yang sangat kotor dan tidak terawat. Dari
banyak sekali Homeland (bahasa Afrikaans: Tuisland)
yang dibentuk/ dipisahkan dari Afrika Selatan yang "putih". Empat
menyatakan kemerdekaannya; yaitu negara yang dikelompokkan menjadi TBVC (Transkei, Bophutatswana, Venda, danCiskei) dari suku bahasanya.
Frederik Willem de Klerk adalah orang yang mengakhiri
masa suram ini dengan pidato-pidatonya yang reformatif. Negara Republik Afrika
Selatan setelahnya ini akan berdiri dengan pimpinan demokratis Nelson Mandela yang
mempunyai nama alias "Rolitlatla" (Pengambil Ranting/pencari gara-gara).
2.2 keadaan masyarakat Afrika Selatan sebelum dan sesudah
politik apartheid
·
Afrika Selatan
Sebelum Apartheid
Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di
benua Afrika. Banyak suku telah menjadi penghuninya termasuksuku Khoi, Bushmen, Xhosadan Penjelajah Belanda yang
dikenal sebagai Afrikaner tiba disana pada 1652. Pada saat itu Inggris juga berminat dengan negara
ini, terutama setelah penemuan cadangan berlian yang
melimpah. Hal ini menyebabkan Perang Britania-Belanda dan dua Perang Boer. Pada 1910,empat republik utama digabung di bawah Kesatuan Afrika Selatan. Pada 1931, Afrika Selatan
menjadi jajahan Britania sepenuhnya.Walaupun negara ini berada di bawah jajahan
Britania, mereka terpaksa berbagi kuasa dengan pihak Afrikaner. Pembagian kuasa
ini telah berlanjut hingga tahun 1940-an, saat partai pro-Afrikaner yaitu Partai Nasional (NP) memperoleh mayoritas
di parlemen. Strategi-strategi
partai tersebut telah menciptakan dasar apartheid (yang disahkan
pada tahun 1948), suatu cara untuk mengawal sistem ekonomi dan sosial negara
dengan dominasi kulit putih dan diskriminasi ras. Namun demikian
pemerintahan Britania kerap kali menggagalkan usaha apartheid yang menyeluruh
di Afrika Selatan.
·
Afrika selatan Sesudah
Apartheid
Apartheid
berakhir pada Februari tahun 1990 akibat dorongan dari bangsa lain dan
tentangan hebat dari berbagai gerakan anti-apartheid khususnya Kongres Nasional Afrika (ANC),
pemerintahan Partai Nasional di bawah pimpinan Presiden F.W. de Klerk menarik balik larangan terhadap Kongres Nasional Afrika dan
partai-partai politik berhaluan kiri yang lain dan membebaskan Nelson Mandeladari penjara.
Undang-undang apartheid mulai dihapus secara perlahan-lahan dan pemilu tanpa
diskriminasi yang pertama diadakan pada tahun 1994. Partai ANC meraih
kemenangan yang besar dan Nelson Mandela, dilantik
sebagai Presiden kulit hitam yang pertama di Afrika Selatan. Walaupun kekuasaan
sudah berada di tangan kaum kulit hitam, berjuta-juta penduduknya masih hidup
dalam kemiskinan.Sewaktu Nelson Mandela menjadi presiden negara ini selama 5 tahun, pemerintahannyatelah
berjanji untuk melaksanakan perubahan terutamanya dalam isu-isu yang telah
diabaikansemasa era apartheid. Beberapa isu-isu yang ditanganioleh pemerintahan pimpinan ANC adalah seperti pengangguran, wabah AIDS, kekurangan perumahan dan pangan. Pemerintahan Mandela juga mula
memperkenalkan kembali Afrika Selatan kepada ekonomi global setelah beberapa
tahun diasingkankan karena politik apartheid. Di samping itu, dalam usaha
mereka untuk menyatukan rakyat pemerintah juga membuat sebuah komite yang
dikenal dengan Truth and Reconciliation Committee (TRC) dibawah pimpinan Uskup Desmond Tutu. Komite ini
berperan untuk memantau badan-badan pemerintah seperti badan polisi agar masyarakat
Afrika Selatan dapat hidup dalam aman dan harmonis.
2.3 Resolusi
yang dilakukan dalam Menangani Politik Apartheid
Dengan adanya orang-orang kulit hitam menerima
pendidikan Barat maka mereka mulai mengambil langkah-langkah membentuk gerakan
politik. South Afrika Native National Conference dan APO mengirimkan
delegasinya ke London untuk mengajukan protes, tetapi gagal. Sebagai reaksi,
lahirlah South African National (SANC) pada tahun 1912 kemudian namanya diubah
menjadi ANC (African National Congress). Sasarannya terbatas pada usaha agar
golongan elit Afrika Selatan diterima secara sosial dan politik dalam
masyarakat yang dikuasai oleh orang kulit putih. Perjuangan mereka untuk
mencapai sasaran adalah lewat jalan konstitusional. Perjuangan ANC berubah
setelah pemerintah Afrika Selatan mengeluarkan National Land Act yang isinya
:”orang kulit hitam dilarang membeli tanah atau hidup di wilayah orang kulit
putih sebagai penyewa atau penggarap bagi hasil”. Pada tahun 1919 – 1920, ANC
melancarkan kampanye menentang peraturan-peraturan kewajiban orang kulit hitam
membawa pas. ANC mengalami kemunduran setelah pemerintah Afrika Selatan
mengambil tindakan keras dan tegas. Untuk sementara peranannya diambil alih
oleh ICU (Industrial and Commercial Union) yang didirikan pada tahun 1919. ANC
memperluas keanggotaannya dan akhirnya berkembang menjadi organisasi massa.
Pada tahun 1952, orang kulit hitam, kulit berwarna
serta sejumlah orang kulit putih melancarkan suatu perlawanan pasif. Situasi
seperti ini terjadi pada tahun 1970 dan kejadian serupa sering terjadi dalam
perjuangan tanpa kekerasan yang dilakukan oleh ANC. Pada tahun 1955, kelompok-kelompok
yang menentang politik Apartheid mengadakan pertemuan di Capetown untuk
menggariskan dasar-dasar bagi Afrika Selatan yang demokratis dan non rasial.
Pada tahun 1956 sebanyak 156 orang pemimpin ditangkap karena dituduh berkomplot
akan menggulingkan pemerintah. Proses ini terjadi berlarut-larut hingga
akhirnya mereka dibebaskan pada tahun 1961. sementara ANC kehilangan
pemimpin-pemimpinnya, sejumlah anggotanya memisahkan diri dan mendirikan Pan
Africanist Congress (PAC). Pada tahun 1960 PAC melancarkan kampanye anti
kebijakan pemerintah. Dalam peristiwa itu sebanyak 69 orang tewas ditembak oleh
polisi di Sharpeville. Gerakan ANC dan PAC akhirnya dilarang setelah peristiwa
itu. Pembantaian di Sharpeville dan adanya larangan organisasi-organisasi
politik di kalangan orang kulit hitam merupakan titik balik dalam sejarah
pembebasan Afrika Selatan. Akhirnya diputuskan bahwa dengan jalan damai tidak
bisa maka ditempuh jalan kekerasan. Pada tahun 1961 – 1962, aktivis orang kulit
hitam mendirikan organisasi Umkhonto We Sizwe dan Poso dengan mengadakan
sabotase terhadap milik orang kulit putih. Menjelang akhir tahun 1973,
pemimpin-pemimpin Bantustan mengadakan pertemuan untuk membentuk federasi
negeri-negeri Bantu dan mengutuk diskriminasi rasial di Afrika Selatan.
Pada tahun 1974, para pemuka federasi mengadakan
pertemuan dengan PM Vorster. Pada pertemuan itu, PM Vorster maupun federasi
akan meminta tambahan wilayah bagi negara Bantu. PM Vorster menolak usulan agar
diselenggarakan suatu konvensi multirasial guna menyusun suatu konstitusi baru
dan dia tidak akan mengikutsertakan orang kulit hitam dalam kekuasaan negara.
Tekanan-tekanan semakin meningkat sejak bulan Juni 1976 ketika ±10.000 pelajar
melancarkan demontrasi protes di Soweto yang berkembang menjadi huru hara di
kota-kota orang kulit hitam dekat Johanessburg dan Pretoria. Ratusan orang
tewas dan lebih seribu orang mengalami luka-luka. Terbunuhnya Steve Biko
pimpinan Black Consciousness dalam tahanan merupakan puncak tekanan pemerintah
Afrika Selatan.
Pada tanggal 1 April 1960 Dewan Keamanan PBB (DK)
berseru kepada Afrika Selatan agar mengambil tindakan untuk mewujudkan harmoni
rasialatas dasar persamaan dan melepaskan kebijaksanaan-kebijaksanaan Apartheid
dan diskriminasi rasial. Pada tanggal 7 Agustus 1963 DK mengulangi seruannya
sambil menghimbau kepada semua negara agar menghentikan penjualan senjata dan
perlengkapan militer kepada Afrika Selatan. Pada tanggal 4 Desember 1963, DK
mengutuk sikap acuh tak acuh pemerintah Afrika Selatan dan mengulangi kembali
seruannya kepada semua negara agar menggunakan embargo senjata. Sehubungan
dengan jatuhnya banyak korban ketika pasukan Afrika Selatan melepaskan tembakan
terhadap demonstran yang menentang diskriminasi sosial (16 Juni 1976) pada
tanggal 14 Juni 1976 DK mengutuk keras pemerintah Afrika Selatan. Mereka
mengatakan bahwa Apartheid adalah suatu kejahatan, mengganggu perdamaian dan
keamanan international serta mengakui sahnya perjuangan rakyat Afrika Selatan
dalam melenyapkan Apartheid.
Negara-negara Barat yang menyatakan menjunjung tinggi
persamaan hak dan kewajiban martabat semua orang tidak setuju dengan
diskriminasi rasial dan politik Apartheid di Afrika Selatan, tetapi mereka
tidak dapat berbuat sesuatu karena mempunyai banyak kepentingan. Mereka hanya
mendukung resolusi-resolusi anti Apartheid.
Kemenangan Mandela, Nelson Mandela adalah salah
seorang dari banyak tokoh pejuang politik Afrika Selatan yang sempat
menyaksikan dan merasakan puncak dari perjuangannya yakni pembebasan kaum kulit
hitam Afrika Selatan dari penindasan kaum kulit putih. Kemenangannya dalam
pemilihan demokratis dan miltirasial pertama kali sepanjang 340 tahun sejarah
Afrika Selatan pada bulan Mei 1994 membawa perubahan besar bagi negeri itu.
Nama Nelson Mandela mulai menanjak ketika ia terpilih
menjadi Sekjen ANC (African National Congress) pada tahun 1948 dan pada tahun
1952 menjadi Presiden Liga Pemuda. Sejak itu Mandela lebih banyak memainkan
peranannya secara rahasia. Pada tahun 1961 sebagai Sekretariss Jenderal ANC,
Mandela mengomandokan pemogokan selama tiga hari 29 – 31 Mei 1961. seruan
pemogokan itu ditanggapi oleh pemerintah Apartheid sebagai suatu pelanggaran
serius. Pada bulan Desember 1962, ia dijatuhi 5 tahun penjara, dengan tuduhan
meninggalkan negara secara ilegal. Mandela menjalani hukumannya di penjara
Pretoria. Tidak beberapa lama tokoh-tokoh ANC lainnya juga ditangkap di markas
ANC. Pada saat itu disita pula sejumlah dokumen rahasia, menyangkut ANC dan
Tombak Bangsa. Mereka yang ditangkap yaitu Walter Sisulu, Govan Mbeki, Raymond
Mhlaba, Ahmed Akthrada, Dennis Golberg dan Lionel Bernstein.
Mandela bersama-sama dengan keenam rekannya diperiksa
dengan tuduhan melakukan sabotase bersengkongkol untuk menumbangkan pemerintah
dan membantu unsur asing menyerang Afrika Selatan. Mereka akhirnya divonis
dengan hukuman seumur hidup pada tanggal 12 Juni 1964 dan harus mendekam dalam
penjara di Pulai Roben Cape Town. Pada tahun 1982 Mandela dipindahkan lagi ke
penjara Pollsmor juga masih daerah Cape Town.
Selama di penjara itulah kampanye pembebasannya
dilancarkan, baik di Afrikan Selatan sendiri maupun di luar Afrika Selatan.
Aksi protes dan kampanye pembebasan Mandela semakin berkobar sejak tahun 1982,
bahkan pada tahun 1988 ulang tahun ke-70 Nelson Mandela dirayakan oleh bangsa
kulit hitam Afrika Selatan dengan menggelar konser musik selama 120 jam non
stop dan disiarkan ke-50 negara. Akibat kampanye pembebasan tokoh ANC ini,
makin banyak negara yang menekan pemerintah Apartheid Afrika Selatan baik
secara politik maupun ekonomi.
Kampanye pembebasan itu membuat Mandela menjadi tokoh
tahanan politik paling populer di dunia. Akibat tekanan yang bertubi-tubi pada
bulan Juli 1989 Botha bertemu dengan presiden F.W. de Klerk pengganti Botha.
Dari pertemuan-pertemuan itu pada bulan Februari 1990, de Klerk mengumumkan di
depan parlemen bahwa pemerintahannya akan mencabut larangan bagi ANC, Partai
Komunis Afrika Selatan (SACP) dan Pan Africanist Congress (PAC) menyusul
diakhirinya politik Apartheid. Pada kesempatan itu de Klerk juga mengisyaratkan
bahwa Mandela akan segera dibebaskan. Pembebasan tokoh kharismatik Afrika
Selatan ini kemudian dilaksanakan sesuai dengan janjinya. Pada tanggal 11
Februari 1990 dari penjara Victor Verster, Mandela dibebaskan. Pembebasan itu
sangat menarik perhatian dunia dan disambut oleh ratusan wartawan baik dari
dalam maupun luar negeri.
Perjuangan Nelson Mandela memakan waktu yang cukup
lama, Upaya – upaya mandela mulai menampakkan hasil yang menggembirakan ketika
F.W de Klerk memberikan kebebasan pada warga kulit hitam pada tanggal 21
Februari 1991, Presiden de Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan
eksistensi politik apartheid, yaitu:
1. Land Act : UU yang melarang orang kulit hitam
mempunyai tanah diluar wilayah tempat tinggal yang ditentukan.
2. Group Areas Act: UU yang mengatur pemisahan
tempat tinggal orang – orang kulit putih dan kulit hitam.
3. Population Registration Act: UU mewajibkan orang
kulit hitam untuk mendaftarkan diri menurut kelompok suku masing masing.
Penghapusan UU tersebut di ikuti
dengan janji pemerintahan de Klerk untuk menyelenggarakna pemilu
tanpa pembatasan rasial. Pada pemilu Multirasial tahun 1994 , partai yang
dipimpin oleh Mandela yaitu ANC, berhasil menjadi pemenang. Pada tanggal 9Mei
1994 Mandela dipilih oleh Majelis Nasional sebagai Presiden Afrika Selatan
sebagai presiden pertama di Afrika Selatan yang berkulit hitam. Pada tanggal 10
Mei 1994 Mandela dilantik sebagai presiden dalam upacara megah di Union
Building, Pretonia. Sejak dihapusnya Apartheid, Afrika Selatan mulai membangun
negerinya agar sederajat dengan Negara lain di dunia.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Mendengar
kata Afrika Selatan pasti tak pernah lepas dari “apartheid dan Nelson Mandela”.
Negara yang memiliki 11 bahasa resmi termasuk di dalamnya bahasa English,
Afrikaans, Sesotho, Setswana, Xhosa dan Zulu ini hingga sampai pada tahun 1994
masih didominasi oleh kekuatan superior kulit putih, meski pada saat itu
Mandela telah menjabat sebagai presiden berkulit hitam pertama di sana.
Pemerintahan kulit putih yang dalam hal ini terlalu bertindak dengan melihat
seseorang itu dari ras apa.
Apartheid (arti dari bahasa Afrikaans: apart memisah, heid sistem
atau hukum) adalah sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh
pemerintah kulit putih di Afrika Selatan dari
sekitar awal abad ke-20 hingga
tahun 1990.
Hukum
apartheid dicanangkan pertama kali di Afrika Selatan, yang pada tahun 1930-an dikuasai
oleh dua bangsa kulit putih, koloni Inggris di Cape Town dan Namibia dan
para Afrikaner Boer (Petani Afrikaner) yang mencari emas /
keberuntungan di tanah kosong Afrika Selatan bagian timur
atau disebut Transvaal (sekarang kota Pretoria dan Johannesburg).
3.2
Pendapat Saya
Menurut saya Politik Apartheid ini di bentuk hanya untuk
kepentingan bangsa kulit putih yang ada di Afrika Selatan. Mereka melakukan
pemisahan ini agar lebih mudah dalam menguasai wilayah-wilayah Afrika Selatan.
Selain itu juga bangsa tidak mau bercampur dengan bangsa kulit hitam karena
mereka beranggapan bahwa bangsa kulit putih itu lebih tinggi derajatnya di
banding bangsa kulit hitam,dan beranggapan bahwa merekalah yang pantas memimpin
bukan bangsa kulit hitam.Dengan politik ini mereka dengan mudah menguras
kekayaan alam yang ada di afrika tanpa ada campur tangan dari bangsa kulit
hitam.
Dan menurut saya politik Apatheid ini harus di
hapuskan karena pada hakikatnya bangsa kulit putih atau bangsa kulit hitam itu
sama. Dan tidak membeda-bedakan antar bangsa Afrika selatan.Bangsa kulit hitam
juga memiliki Hak yang sama dengan bangsa kulit putih di mata hukum. Jadi harus
ada keadilan bagi bangsa kulit hitam agar tidak terus-menerus di injak-injak
oleh bangsa kulit putih. Supaya bangsa kulit hitam tidak terus-menerus di
rugikan oleh bangsa kulit putih.
Dengan di hapusnya Apartheid agar bangsa kulit hitam mampu ikut serta dalam
perkembangan segala aspek di Afrika Selatan,tidak hanya di dominasi oleh
orang-orang bangsa putih. Politik Apartheid ini sangat menguntungkan bagi bangsa kulit
putih,karena di mana bangsa kulit putih minoritas menjadi pemimpin yang
mendapatkan luas wilayah 87,1 % wilayah negara, termasuk semua kota besar,
pusat indiustri, tambang, pelabuhan dan tanah pertanian yang paling baik,lain halnya dengan bangsa kulit hitam akan
menjadi penduduk mayoritas biasa dan hanya mendapat 13 % wilayah
negara yang tidak memiliki kekayaan alam maupun industri.
Dan
di lihat makna dari arti Apartheid itu kedengarannya baik yaitu tiap golongan masyarakat,
baik golongan kulit putih maupun golongan kulit hitam harus sama-sama
berkembang. Tapi perkembangan itu didasarkan pada tingkatan sosial dalam
masyarakat tetapi pada
prakteknya menjurus pada pemisahan warna kulit dan terjadinya penindasan yang di lakukan oleh kaum
penguasa kulit putih terhadap rakyat kulit hitam.
Daftar Pustaka
http://www.htysite.com/P%20Apartheid.htm Diakses pada tanggal 24 Oktober 2013,pada pukul 12:55
http://wwwsearch.com/?q=masalah+di+afrika+dan+solusinya.html Diakses pada tanggal 24 Oktober
2013,pada 13:08
https://www.google.com/search?newwindow=1&q=DAMPAK+APARTHEID&oq=DAMPAK+APARTHEID Diakses pada tanggal 25 Oktober 2013
pukul 20:11
0 komentar:
Posting Komentar