BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Situs bumi ayu merupakan situs peninggalan agama hindu yang ada di pesisir sungai
lematang, dihilir desa siku sebagai desa paling hilir di kecamatan rambang
dangku masih kawasan kabupaten Muaraenim provinsi Sumatera selatan. Dengan kata
lain suksesnya candi bumi ayu sebagai taman wisata akan berpengaruh pada
perkembangan rambang dangku.
Candi – candi pada bumi ayu adalah
death monument, yang artinya monument yang telah ditinggalkan oleh masyarakat
pendukungnya. Candi tersebut kemungkinan ditinggalkan mungkin seiring dengan
terdesaknya kekuatan politik Hindu oleh islam pada sekitar abad ke-16. Kemudian
candi – candi tersebut rusak dan tertimbun tanah hingga ditemukan kembali oleh
E.P.Tombrink pada tahun 1864. Peninggalan monument itu dan seluruh kebudayaan –
kebudayaan didalamnya benar – benar hilang apalagi dari ingatan kolektif
pewarisnya. Hal itu tampak bahwasanya penduduk desa Bumi Ayu tidak mengenal fungsinya
semula. Cerita penduduk yang didengar oleh A.J. Knaap tahun 1902 menyatakan
bahwa apa yang dikatakan sebagai candi bumi ayu sekarang adalah bekas sebuah
istana kerajaan yang disebut Gedebong Udang. Diceritakan pula bahwa wilayah
kerajaan tersebut sampai di Modong dan Babat. F.M. Schnitger melaporkan bahwa
dikedua desa tersebut terdapat pula tinggalan agama hindu (1934 : 4), namun
kini telah hilang terkena erosi sungai lematang.
B.RUMUSAN
MASALAH
1.Dimnakah
letak kompleks Candi Bumi Ayu?
2.Berapakah
luas Kompleks Candi Bumi Ayu?
3.Bagaimana
penjelasan tentang Candi-candi di Bumi Ayu?
C.TUJUAN
Penulisan
makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan:
1.Mengetahui
letak kompleks Candi Bumi Ayu.
2.Mengetahui luas Kompleks Candi Bumi Ayu.
3.Mengetahui
penjelasan tentang Candi-candi di Bumi Ayu.
BAB II
PEMBAHASAN
Sumatera
Selatan hanya memiliki satu buah candi, yaitu Candi Bumi Ayu yang merupakan
sebuah kompleks percandian. Ada sembilan buah candi yang terdapat di dalam
kompleks percandian Bumi Ayu di Muara Enim, Sumatera Selatan. Nama Bumiayu
diambil dari nama desa di mana candi ini terletak, Desa Bumiayu, Tanah Abang.
Situs bumi ayu merupakan situs
peninggalan agama hindu yang ada di pesisir sungai lematang, dihilir desa siku
sebagai desa paling hilir di kecamatan rambang dangku masih kawasan kabupaten
Muaraenim provinsi Sumatera selatan. Dengan kata lain suksesnya candi bumi ayu
sebagai taman wisata akan berpengaruh pada perkembangan rambang dangku.
Candi
– candi pada bumi ayu adalah death monument, yang artinya monument yang telah
ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya. Candi tersebut kemungkinan
ditinggalkan mungkin seiring dengan terdesaknya kekuatan politik Hindu oleh
islam pada sekitar abad ke-16. Kemudian candi – candi tersebut rusak dan
tertimbun tanah hingga ditemukan kembali oleh E.P.Tombrink pada tahun 1864.
Peninggalan monument itu dan seluruh kebudayaan – kebudayaan didalamnya benar –
benar hilang apalagi dari ingatan kolektif pewarisnya. Hal itu tampak
bahwasanya penduduk desa Bumi Ayu tidak mengenal fungsinya semula. Cerita
penduduk yang didengar oleh A.J. Knaap tahun 1902 menyatakan bahwa apa yang
dikatakan sebagai candi bumi ayu sekarang adalah bekas sebuah istana kerajaan
yang disebut Gedebong Udang. Diceritakan pula bahwa wilayah kerajaan tersebut
sampai di Modong dan Babat. F.M. Schnitger melaporkan bahwa dikedua desa
tersebut terdapat pula tinggalan agama hindu (1934 : 4), namun kini telah
hilang terkena erosi sungai lematang.
1.Dimnakah letak
kompleks Candi Bumi Ayu?
Candi Bumi Ayu terletak di Kabupaten Muara Enim, dan memiliki fasilitas
penunjang seperti Museum. Untuk menuju lokasi Candi, jalan juga sudah mulai
dibangun oleh pemerintah daerah supaya lebih baik. Lokasi Candi Bumi Ayu
berjarak 85 kilometer dari Kota Muara Enim, dan bisa ditempuh dalam waktu
sekitar 2 jam perjalanan berkendara dengan mobil. Jika anda datang dari arah
Palembang, jarak yang harus anda tempuh sekitar 300 km.
2. Berapakah luas
Kompleks Candi Bumi Ayu?
Luas komplek Candi Bumiayu Muara Enim adalah 76 hektar, dengan 11 buah
candi yang terdapat di dalamnya. Candi-candi tersebut memiliki aliran siwa dan
merupakan peninggalan agama Hindu, sama seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah.
Pemerintah daerah telah memugar empat bangunan candi yang ada yaitu candi 1,
candi 2, candi 3 dan candi 8.
Sejarah Candi Bumi Ayu yang diketahui saat ini adalah ditemukan oleh
EP. Tombrink pada tahun 1864, di pesisir Sungai Lematang, Muara Enim.
Masyarakat sekitar meyakini, lokasi candi Bumiayu adalah bekas istana sebuah
kerajaan Gedebong Undang. Penyebutan kata candi juga mengikuti kata bahasa
jawa, karena masyarakat sekitar menamainya dengan Kuil. Ada arca Siwa Mahaguru,
Narawahana, Agastya dan Nandi yang merupakan simbol Hindu.
3.Bagaimana penjelasan
tentang Candi-candi di Bumi Ayu?
·
Bangunan
1 (Candi 1)

Gambar.1.1

Gambar.1.2
Candi 1 di temukan paling pertama,karena memang
letaknya yang dekat dengan perkampungan.candi ini menghadap ke timur menghadap
sungai lematang .dan denahnya persegi 4 dan di tambah penampil yang
menjorok-menjorok.kemungkinan besar dahulu di depan candi di letakan
patung-patung yang menghadap keluar.dan di tengahnya ada patung siwa yang pada
saat penemuan berserakan tidak pada tempatnya.untuk masuk dalam candi di
perkirkan harus melewati candi-candi kecil untuk menyembah dewa-dewa
meraka.kendaraan siwa adalah sapi.patung arsitektural yang berfungsi untuk
memperindah bangunan,yaitu singa yang menarik kereta.

Gambar.1.3

Gambar.1.4
Ada 2 buah patung yang terletak di kiri kanan
pintu.dari hiasan –hiasan ada yang menyimpulkan bahwa di buat pada abad 12
an,tapi dari denah yang aslinya bentuk profilnya seperti candi yang ada di jawa
tengah pada abad ke 9.kemungkinan besar candi ini dulu memliki atap dan ada
bentuknya.dalam mitologi hindu dewa siwa memiliki kendaraan yang ditarik oleh
singa,meskipun ia mempunyai kendaraan sapi juga.

Gambar.1.5
Benda-benda yang di temukan dari candi 1,baik
artefak maupun ukiran-ukiran dinding yang berbentuk tumbuhan maupun hewan.bunga
yang ada lubangnya di sebut jala juara (aliran air untuk mengalirkan air).
Selain it juga di temukan yoni.yoni dalam mitologi
sebagai lambang dewi parawati.air upacara di basuhkn ke arca.lingga adalah
lambang dari siwa yang di wujudkan dalam wujudkan dalam wujud kelamin laki-laki
tetapi tidak vulgar bentuknya.yoni juga melambangkan kelamin perempuan juga di
perhalus bentuknya.arca-arca dewa hindu yang menyebarkan agama hindu.
·
Bangunan
2 (Candi 2)

Gambar.2.1
Candi-candi
di sumatra banyak yang terbuat dari bata merah,kerana mengingat bahan batu
tidak terdapat di sumtra.bata di kenalkan oleh orang india,yang datang
untuk berdagang dan mnyebarakan ajaran
agama.sehingga indonesia menganut kebudayaan mereka juga.

Gambar.2.2
Bangunan candi kedua ini hampir sama
dengan bangunan candi pertama hanya saja pada bangunan candi kedua ini tidak
terdapat patung singa sedang menarik kereta tetapi hanya bentuk batuan yang di
pahat seperti singa, seperti gambar di bawah ini

Gambar.2.3

Gambar.2.4
Gambar
bata yang dibentuk hampir menyerupai badan dari seekor singa.
Bangunan
candi kedua ini hampir mirip seperti rumah karena bagian dalam rumahnya yang
seperti memiliki ruangan – ruangan terlihat dari gambar pertama tadi dan
terlihat dari tangga – tangga yang ada pada gambar berikut ini.

Gambar.2.5
Bagian
tangga dan bagian – bagian bata yang memisahkan bagian bawah dan atas tepat
terletak tangga yang terbuat dari bata tersebut.
Disamping
bangunan candi kedua terdapat gundukan tanah yang dikatakan adalah bagian dari
bangunan candi kedua yang belum digali sepenuhnya, terlihat dari pinggir
sebelah kiri gundukan tanah terdapat tumpukan bata yang berguna untuk membuat
bangunan candi di Desa Bumi Ayu. Inilah gambar gundukan tanah tersebut.

Gambar.2.6
Inilah gundukan tanah yang
ditemukan disamping bangunan candi kedua yang dikatakan sebagai sebuah bagian
bangunan lain dari bangunan candi kedua.
Selain itu pada bangunan candi kedua ditemukan pula
sebuah bata yang dibentuk seperti persegi empat sebanyak 4 buah yang belum
diketahui apa fungsi dari bentuk rangkaian bata tersebut. Ini adalah gambaran
rangkaian bata tersebut.

Gambar.2.7
Ini adalah gambar rangkaian bata
yang dibentuk persegi empat yang belum diketahui apa fungsinya pada bangunan
candi kedua.
·
Bangunan
3 (Candi 3)

Gambar.3.1

Gambar.3.2

Gambar.3.3
Kemungkinan besar
menghadap ke arah timur dan memiliki pagar halaman yang bernama bujur sangkar.candi perwara
berada di depan candi utama.

Gambar.3.4
Di bagian candi sudah
banyak mengalami pembugaran,tapi tidak sembarangan mengganti,harus di lihat
kerusakanya dulu,banyak batu-batu yang tidak bisa di susun kembali di biarkan saja
di tempat aslinya,karna memang sudah tidak memungkinkan lagi untuk di susun.
Candi utama berbentuk
persegi empat dan persegi delapan tetapi tidak berbentuk utuh lagi.dan memeliki
ukir-ukiran yang berbentuk suluran yaitu motif tumbuh-tumbuhan yang di buat
melengkung-lengkung.Arca-arca yang di temukan ini bergaya agama tantrayana,yang
mulai mncul pada abad ke 12.Candi ini di perkirakan pembangunannya tidak
serentak,tidak sezaman tapi pada periode waktu yang sama.

Gambar.3.5

Gambar.3.6
Relief Burung kakak tua tidak hanya di temukan di candi 8
atau 3 tapi juga dari candi 1,dan
menjadi khas dari candi bumi ayu.bunga ceplok antofik di letakan di
dinding di bagian pojok atau sudut-sudut
bangunan.

Gambar.3.7
harimau atau
topeng-topeng di sebut kepala kala yang biasanya di letakkan di atas pintu
sebagai penolak bala,karna zaman dahulu orang yang beragma hindu juga percaya
bahwa makhluk hidup itu juga menggoda atau mengganggu,jadi untuk menjaga ke khusukan
dalam menjalankan ibadah,maka di dalam candi di letakkanlah kepala kala.patung
singa yang tidak di temukaan di indonesia tetapi biasanya di temukan di
india.kemuncak sebagai penghias atap.banyak nya hiasan-hiasan yang rusak di
sebabkan oleh proses alam.
Kehidupn ekonomi
kemungkinan menghasilkan sesuatu yang bisa di perdagangkan.seperti getah
damar.sungai lematang di manfaatkan untuk jalur perdangan,kehidupan sosial
sudah mengenal masyarakat terpimpin,mempunyai raja-raja kecil yang mengurusi
semua aspek kehidupan.danau kecil sebagai daya tarik dari sebuah candi,karna
manurut agama hindu membuat candi itu sebaiknya di dekat air.yang mereka anggap
bahwa air itu bersifat mensucikan.Dan di bangun di atas tanah yang putih atau
merah.
·
Bangunan
7 (Candi 7)

Gambar.7.1

Gambar.7.2
Candi 7 terletak di sebelah Timut Laut Candi 1 dengan jarak 20 meter. Dari
keletakannya sebetulnya Candi 7 ini masih bagian dari candi-candi yang berada
di Candi 1. Pada mulanya Candi 7 merupakan gundukan tanah yang berukuran 18 x
18 meter dan tinggi sekitar 1 meter. Pada tahun 2002 tim dari Pusat Penelitian
Arkeologi Nasional melakukan ekskavasi dan berhasil menemukan struktur bata
yang memanjang dengan orientasi barat-timur panjangnya 390 cm. Pada tahun 2003
tim dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jambi melakukan ekskavasi dan
menemukan struktur bata dengan lebar 1 meter. Sementara itu pada bagian tengah
tidak ditemukan adanya susunan bata. Pada tahun 2004 Subdin Kebudayaan Dinas
Pendidikan Nasional Propinsi Sumatera Selatan melakukan kegiatan yang berupa
pengupasan, konsolidasi, dan pencungkupan. Selain itu juga di bangun sebuah
bangunan untuk menyimpan koleksi.
Candi 7 berdenah dasar empat persegipanjang dengan
penampil di sebelah Barat. Denahnya berukuran 9 x 10,60 meter sedangkan
penampil berukuran 5,53 x 5,80 meter. Bentuk Candi 7 ini tidak lazim karena
bagian tengahnya kosong atau tidak ada bata-bata isian. Selain itu di bagian
dalam atau tepatnya di sisi barat laut terdapat susunan bata yang membentuk
lingkaran berukuran 1,55 x 1,75 cm. Berbeda dengan dibagian penampil yang padat
dengan bata-bata isian yang sudah tidak lagi beraturan.
Bangunan atau candi yang ketujuh
ini tidak banyak yang ditemukan karena pada saat penggalian candi ketujuh ini
yang hanya ditemukan cuma bagian pondasi bangunan candi ketujuh ini berbentuk
seperti rumah karena terlihat dari adanya bagian – bagian suatu ruangan di
dalamnya.

Gambar.7.3
Bisa kita lihat pada Gambar
ini peninggalannya berupa kepala burung garuda dan beberapa kelopak bunga
dilengkapi dengan tangkai bunganya.Candi ketujuh ini
memiliki sedikit sekali peninggalan karena sulit sekali untuk ditemukan
v
Bangunan
8 (Candi 8)

Gambar.8.1

Gambar.8.2
Candi ini di temukan ke
8.dari penelitian dari zaman dulu tahun 90 an .di bugar pada tahun 2000
awal,bangunan ini tidak berbentuk persegi 4 tapi persegi panjang.dan hiasanya
di pasang dengan terbalik.hiasan yang di pasang terbalik bukan kesalahan dari
pembugar,tapi karna memang dari penemuan awal sudah terpasang terbalik.di duga
candi 8 ini tidak di gunakan untuk bribadah tapi di gunakan untuk berkumpul
sebelum melaksanakan upacara,atau ada acara makan-makan dan di duga sebagai
bangunan penunjang candi yang terdahulu.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN:
Sumatera
Selatan hanya memiliki satu buah candi, yaitu Candi Bumi Ayu yang merupakan
sebuah kompleks percandian. Ada sembilan buah candi yang terdapat di dalam
kompleks percandian Bumi Ayu di Muara Enim, Sumatera Selatan. Nama Bumiayu
diambil dari nama desa di mana candi ini terletak, Desa Bumiayu, Tanah Abang.
Candi Bumi Ayu
terletak di Kabupaten Muara Enim, dan memiliki fasilitas penunjang seperti
Museum. Untuk menuju lokasi Candi, jalan juga sudah mulai dibangun oleh
pemerintah daerah supaya lebih baik. Lokasi Candi Bumi Ayu berjarak 85
kilometer dari Kota Muara Enim, dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2 jam
perjalanan berkendara dengan mobil. Jika anda datang dari arah Palembang, jarak
yang harus anda tempuh sekitar 300 km.
Candi-candi
tersebut memiliki aliran siwa dan merupakan peninggalan agama Hindu, sama
seperti Candi Prambanan di Jawa Tengah. Pemerintah daerah telah memugar empat
bangunan candi yang ada yaitu candi 1, candi 2, candi 3 dan candi 8.
SARAN:
Sebagai
generasi muda indonesia yang mencintai sejarah daerahnya,sudah sepatutnya kita
menjaga dan merawat situs-situs peninggalan sejarah zaman dahulu yang ada di
sekitar kita. supaya menjadi bukti bahwa
dulu pernah ada peradaban di daerah kita.Dan menghindar dari kegiatan yang
dapat merusak peninggalan sejarah.Dengan tidak merusak peninggalan sejarah itu,nantinya
anak cucu kita atau generasi penerus kita masih bisa melihat dan menyaksikan
peninggalan-peninggalan sejarah nenek moyang mereka.
1 komentar:
DAFTAR PUSTAKA
Suyono,R.P, 2003,Peparangan Kerajaan di Nusantara,Jakarta,Grasindo.
Restu,Gunawan Dkk,1999,Sejarah Kerajaan Tradisional Surakarta,Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto,2008, Sejarah Nasional Indonesia III, cet.2.Edisi Pemutakhiran,Jakarta,Balai Pustaka,
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Mataram diakses pada tanggal 28 April 2013 pada pukul 20.30 wib.
http://www.sejarahnusantara.com/kerajaan-islam/sejarah-kesultanan-mataram-1588%E2%80%931681-nagari-mataram-10011.htm diakses pada tanggal 31 Mei 2013 pada pukul 22.23 wib.
http://id.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Giyanti diakses pada tanggal 31 Mei 2013 pada pukul 22.01 wib.
http://ngeblogbersama.wordpress.com/2012/03/13/sebab-sebab-runtuhnya-voc/ diakses pada tanggal 31 Mei 2013 pada pukul 20.30 wib.
Posting Komentar