BAB
I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Waktu Al-Banna mendirikan Ikhwanul
Muslimin, situasi masyarakat Muslim di Mesir sedang dilanda krisis. Dia pun
berpikir bahwa untuk mengubah krisis itu, harus dengan perubahan yang
berangsur-angsur. Untuk mengantisipasi adanya penolakan, maka Al-Banna dalam
awal-awal pendirian Ikhwan, lebih fokus pada pendidikan generasi masa depan.
Al-Banna menunjuk hidung peradaban barat (sekularisme dan komunisme-termasuk
kepada elite muslim yang kebarat-baratan) sebagai penyebab sakitnya masyarakat
modern termasuk memberi andil pada kemunduran Islam.
Salah satu penyebab hal demikian adalah
kedatangan negara-negara penjajah asing yang membawa undang-undang buatan,
sebagai ganti dari undang-undang buatan Islam, maka umat Islam pun terperangah
dengan peradaban Eropa, glamor, materialisme, dan kebebasasn mutlak. Mereka
menawarkan kita wanita-wanita yang berpakaian ketat seperti telanjang,
diskotik-diskotik dan kesenangan-kesenangan malam lainnya. Mereka
menyebarkannya ke desa-desa hingga ke kota-kotanya. Mereka merasuki sisi
ekonomi kita dengan nilai mereka, lalu membangun perbankan,
perusahaan-perusahaan dan lembaga-lembaga. Negara-negara penjajah itu menguras
habis keuangan negara yang dijajah yang secara perlahan membuat pamor Islam
semakin mundur.
Dari sinilah kebudayaan barat mulai
menapak keberhasilannya dengan segala unsurnya, menang atas kebudayaan Islam
dengan segala unsurnya di rumah sendiri, menang dalam mempengaruhi jiwa
generasi Muslim, ruh, akkidah, dan akal mereka, yang menghalangimu untuk
mengusir penjajah.
Hasan Al-Banna yang memulai dakwahnya
pada saat beliau berusia 22 tahun, dan dia menamakan dakwahnya itu dengan
“Seruan Kebangkitan dan Penyelamatan”, yang kemudian beliau membuat organisasi
yang bernama “Jamaah Ikhwanul Muslimin” pada tahun 1928.
Dakwah
yang bermula dari sesuatu yang ringan tetapi mendalam, kemudian tumbuh, membaik
dan selanjutnya banyak orang-orang mukmin yang bergabung, setelah butir-butir
keimanan mengkristal kuat didalam hati mereka, amal mereka benar dan berani
berjihad dijalan Allah.
Tujuan
Hasan Al-Banna adalah mengumpulkan umat dan menggerakkannya. Demikianlah
istilah baru itu muncul, yaitu “Gerakan Islam” sebagai ganti dari “Gerakan
Bangsa” atau “gerakan Nasional”.
Agar
gerakan apapun berhasil maka dia harus memenuhi unsur-unsur keberhasilan
berikut:
·
Misi
utama yang diserukannya adalah untuk menutupi kekurangan yang sedang terjadi.
·
Memiliki
keistimewaan , kepribadian, dan nilai-nilai yang jelas.
·
Dipimpin
oleh orang yang cerdas dan bijaksana, yang mengetahui tujuan dan jalannya.
·
Memiliki
tentara-tentara yang percaya risalah mereka, jujur, sadar dan bersatu
Tujuan mereka jelas
Gerakan Ikhwanul Muslimin tidak hanya berkembang dan
meluas hanya di wilayah negara-negara Arab akan tetapi juga tersebar dan meluas
hingga sampai ke wilayah Asia Tenggara. Gerakan Ikhwanul Muslimin terus
melebarkan sayapnya untuk menyebarkan pengaruhnya dalam berbagai bentuk atas
dasar menegakkan kembali syari’at Islam, budaya, serta pemikiran-pemikiran
Islam.
Pergerakan
Ikhwanul Musliminin meluas di negara-negara di Asia Tenggara antara lai;
Filiphina, Malaysia, dan Indonesia. Secara perlahan namun pasti Ikhwanul
Muslimin meluas dan mengajarkan pemahaman mereka.
1.2
Rumusan
Masalah
·
Awal Mula Berdirinya
Ikhwanul Muslimin.
·
Perkembangan Gerakan
Ikhwanul Muslimin.
·
Tujuan Gerakan Ikhwanul
Muslimin.
·
Perkembangan Gerakan
Ikhwanul Muslimin di Asia Tenggara.